Wednesday, September 26, 2012

I Love you THis much


I Love you this MUCH

hana zm Web Developer

Sunday, September 23, 2012

Simply thought


"What am I gonna do, when the best part of me was always you ?"_Sentence that I never knew whom to belong
hana zm Web Developer

Monday, September 17, 2012

The 4th Avenue Café


 
Sangat sayang dengan lagu ini, It's L'Arc ~ en ~ Ciel The Fourth Avenue Café. Dikenal juga sebagai Izumi You, namun sangat dikenal karena lagu ini sengaja dibuat untuk Original Soundtrack Anime ternama Rurouni Kenshin , atau Samurai X. Lagu nya dan hingar bingar musiknya sangat rentan hinggap tak kunjung pergi di kepala, 

Description: 4th Ending Theme

Lyrics by hyde

Music by ken
Performed by L'Arc~en~Ciel



Original / Romaji Lyrics
Kisetsu wa odayaka ni, owari wo tsugeta ne
Irodorareta kioku ni yosete sayounara
Ai wo kureta ano hito wa, kono hitomi ni yurameite ita

Togirenai kimochi nante hajime kara shinjite nakatta
Utsuriyuku machinami ni torinokosareta mama,
yukikau ano hitobito ga, ima wa tooku ni kanjirarete
Zawameki sae usurete wa, tameiki ni kiete shimau

Kuuseki ni mitsumerareta, taikutsu na kyuujitsu ni wa
Owaru koto naku anata ga nagaretsudzukete iru
Wakatte ite mo kidzukanai furi shite
Oborete ita yo, itsudemo 

Dareka no koto omotteru, yokogao demo suteki datta kara

Kisetsu wa odayaka ni, owari wo tsugeta ne
Irodorareta kioku ni yosete sayounara
Ai wo kureta ano hito wa, kono hitomi ni yurameite ita

Ato dore kurai darou?, soba ni ite kureru no wa 

Sou, omoinagara toki wo kizande ita yo

Yosete wa kaeshiteku oh nami no you ni, kono kokoro wa sarawarete
Kyou mo machi wa aimokawarazu omoimegurase
Sorezore ni egaite yuku oh 


Sayounara ai wo kureta ano hito wa, tooi sora ni koikogarete, 
kono hitomi ni yurameite ita

Utsuriyuku machinami ni tameiki wa koboreta

English Translation

The season told me calmly about the end
I gather colourful memories and I say goodbye to them
That person who gave me love, was shaking in these eyes

I didn't believe from the beginning in continuous feelings
Being abandoned in changing towns,
I can feel at the distance, those people who come and go
Even the noise goes down and disappears in a sigh
In a boring holyday, I could stare at the vacancy
You who doesn't have an end, continues to wander
Although I know it, I pretend I don't realize about it
I've always been obsessed with her
I was thinking of somebody, because even her profile face was adorable

The season told me calmly about the end
I gather colourful memories and I say goodbye to them
That person who gave me love, was shaking in these eyes


How long will you be by my side?
So, while I was thinking, the time was elapsing

This heart is being kidnapped, and oh, comes and goes like a wave
Take again into account that today towns are as usual too
Oh, I will go drawing on each of them
That person who gave me love and sayed goodbye, fell in love with the far sky
and was shaking in these eyes

In changing towns, my sighs overflowed

Translated and transliterated by Pablo Miranda
hana zm Web Developer

Sunday, September 16, 2012

Pantheon & Fontana di Piazza Della Rotonda Full Review



Pantheon
Yeaay ~ so happy , akhirnya tiba saatnya untuk mengulas tentang Pantheon dan Fontana di Piaza della rotunda

Pantheon
Masa Pembangunan : 118M – 128M
Lokasi :Roma, Italia
Constructed by : Hadrian (Roman Emperor)

Pantheon adalah kuil yang dipersembahkan untuk semua dewa-dewi, Pantheon dari Roma adalah bangunan bangunan terawet dan terbaik dan paling signifikan dalam sejarah arsitektur. Bentuknya merupakan silinder sangat besar yang menyembunyikan 8 pilar di baliknya, dengan diatapi kubah berdiameter 43,2 m.

Pantheon didirikan oleh kaisar romawi Hadrian, antara tahun 118 dan 128 M. Menggantikan sebuah kuil yang dibangun oleh negarawan Marcus Vipsanius Agrippa di tahun 27 SM yang di awal abad ke 7 ditahbiskan sebagai gereja.

Pantheon juga mengacu pada bangunan yang berfungsi sebagai makam bagi tokoh terkemuka.
Well that’s enough bout the shining pantheon, now it’s turn for my favourite, 


Fontana di Piazza della Rotonda
Fountain in Piazza della Rotonda

Masa Pembangunan : 1575M– 1711M
Lokasi :Roma, Italia
Costructed by : Giacomo Della Porta under Pope Gregory XIII in 1575, and the obelisk was added to it in 1711 under Pope Clement XI.

Fontana di Piazza della Rotonda berlokasi di tengah square di Roma, tepat di depan Pantheon.
Kapan Fontana di Piazza della Rotonda dibuat? Air Mancur ini dibuat  setelah pemulihan saluran air Aqua Virgo. Dan air mancur ini perancangannya dipercayakan kepada Leonardo Sormani.

Fontana di Piazza della Rotonda ini dibuat untuk merayakan  perayaan kreasi 18 fountain dengan cara menciptakan rangkaian 18 air mancur.

Tahukah kalian, bahwa air mancur yang indah ini pada masa pemerintahan Clement XI, lokasinya pernah dijadikan sebagai pasar ikan dan sayuran yang kebetulan diselenggarakan di Roma Square. Yang bahkan sampai ke barisan pilar terluar  Pantheon. (Well, that’s .. horrible). Tapi akhirnya selama masa restorasi di tahun 1804, Paus Pius berhasil memindahkan kegiatan perdagangan pasar tersebut ke Piazza Navona, dan berhasil mengembalikan martabat alun-alun. 

Namun sebuah laporan melaporkan bahwa di tahun 1836 kumpulan para penjual ikan menempati tempat di Fontana di Piazza della Rotonda lagi dan memanfaatkan cekungan yang ada pada air mancur untuk menjaga agar ikan-ikan tetap segar dan hidup. (Well, that’s another story -_-) Yang menyebabkan dibuatnya penghalang disekitar  air mancur pada saat itu.

Dan akhirnya di tahun 1886 pagar yang melindungi air mancur tersebut di lepas sehingga Fontana di Piazza della Rotonda tampak seperti sekarang.

 The thing is , Pantheon dan Fontana di Piazza della Rotonda ini berhadap-hadapan 
Pantheon dan Fontana di Piazza della Rotonda, view from above
Kelihatan air mancurnya ? kira kira berapa meter ya kesana :)

Apa yang akan kita lihat saat tengadah

Pantheon Entrance, Direct view to Fontana di Piazza Della Rotonda

Well ~~ bagi yang ingin melihat apresiasi saya mengenai Pantheon dan Fontana Di Piazza Della Rotonda, silahkan kunjungi posting ----> ini

Dan untuk review dari apresiasi tersebut , silahkan kunjungi posting -----> ini






hana zm Web Developer

Dream


I saw you at my dream last  night, its not just saw you . It's so Real but surreal ,
Would there is happen that he's dream same with me ?
hana zm Web Developer

Thursday, September 13, 2012

You


I don't know what has happening to him,
but he's smiling all day long
I hope that smile keep him to the end of the day when he sleep,
and the next day when he awake, everyday

Tumblr Photography, Photography Graphics
hana zm Web Developer

Wednesday, September 12, 2012

16


Dear you in the other region of the earth,
I respect you as the wise sweet fellow,
Turning me into something. See More
hana zm Web Developer

Tuesday, September 11, 2012

One little wings


Hanya saja kamu indah tanpa cela
hana zm Web Developer

Monday, September 10, 2012

Lucu Badai



hana zm Web Developer

Friday, September 7, 2012

Project #1 Preview


So there's my short story is,
Akhirnya selesai juga membuat sebuah cerpen. ~~

Buatnya kemarin, dan selesai kemarin juga. Inspirasi.. untuk saat ini entah dari mana jalan ceritanya bisa seperti itu, hanya saja sedari dulu tertarik untuk membuat sebuah cerita yang 'so sweet', 'singkat', 'oh ternyata_feels','sedikit mengelabui', dan misterius. Kind of, having so much fun in that story.

Pernah dulu waktu masih labil saat MTs bikin sebuah cerpen yang alhasil saya ga ngerti maksudnya kemana. Kind of love story too, tapi saya rasa isinya terlalu bahagia dan blak-blakan. Namun saat ini, setelah saya lebih lama hidup (#_# ), lebih banyak menyaksikan cerita di sekitar, kehidupan, bencana, keprihatinan dan lain-lain, sudut pandang saya dalam menulis jadi sangat berbeda dari sebelumnya.

So why should be Pantheon and Fontana di piazza della rotonda?
  • because, these place is AMAZING   
  • saya termasuk orang yang tertarik dengan hal-hal yang berhubungan dengan sejarah, apapun.
*My favourite subject in school while I was an elementary kid is IPS SEJARAH.*
dan dengan menyukai hal tersebut, berusaha tidak tertarik dengan situs-situs bersejarah adalah mustahil.
  •  Jelas
Mengutip dari Afifah Afra, katanya untuk belajar menulis kita harus menentukan setting tempat yang jelas agar plot yang diinginkan berjalan tepat sesuai harapan penulis. Situs Pantheon jelas adanya, sebuah kuil yang dimandori oleh Hadrian 128 BC- SM. Dan terlebih lagi yang lebih menarik adalah, tepat di depan Pantheon terdapat Fontana di Piazza della Rotonda.
  • kind of Romantic, I think
Situs Pantheon dipersembahkan oleh sang pembuat untuk semua dewa-dewi kepercayaannya saat itu, sedangkan Fontana di Piazza della Rotonda dibuat oleh  Leonardo Sormani untuk merealisasikan titah Pope Gregory XIII Giacomo Della Porta.
semata mungkin tidak ada hubungannya, tapi kalau rasa melankolis saya ikut terbawa, fountain ini seperti diciptakan untuk menemani sang Pantheon. Diluar dari kepentingan apa yang dimaksud oleh para pembuatnya.
  • Well Enough research
Saat saya masih menjadi siswi di SMKN4 Bandung, Tugas Akhir mata pelajaran Java saya adalah Aplikasi Pembelajaran Sejarah di 5 benua. Dengan research yang sudah saya lakukan dimasa-masa pembuatan TA tersebut, saya berpikir untuk memanfaatkan satu diantaranya, yaitu sejarah Pantheon.
  • Menarik
Hal yang paling menarik dari kompleks situs ini adalah mereka ada di dua buah situs bersejarah yang sangat terkenal. Kalau biasanya cerita-cerita yang ada disetting agar si karaker dapat mengunjungi tempat wisata tersebut, kali ini saya mencoba untuk menempatkan karakter-karakter dengan aktivitas yang mereka habiskan setiap harinya di situs-situs ini.

 Any soundtrack ?
No, I was shut my winamp off to prevent story line about another song that played


hana zm Web Developer

Thursday, September 6, 2012

Fontana di piazza della Rotonda


Di sinilah ia, memandang iba dengan tak kasat mata ke atas langit biru tanpa satupun awan yang berarak. Menyipitkan mata antara ingin dan tak ingin, merasakan angin berhembus pelan tanpa memedulikan lalu lalang keramaian disekitarnya.  Di ujung Piazza della Rotonda, tepat di depan matanya Pantheon, di ujung matanya saat ia membuka mata, Pantheon, di setiap matanya berputar untuk mencari hal lain untuk dipandang, Pantheon. Disinilah tempat impian semasa kecilnya bergantung, tempat masa remajanya berakhir dengan melewati ujung jalan ini hampir 6 hari dalam seminggu, tempat awal usia kepala duanya dimulai. Luce.

“Luce” Ia menoleh ke arah pemilik suara yang memanggil nama itu.


“Kau sudah selesai? Ibu sudah menunggumu sejak empat puluh menit lalu. Ayo kuantar kau segera kesana ” Sahutnya sambil terburu-buru membantunya tanpa menatap tatapan kosong sang gadis berkursi roda.


Luce. Katanya parau, ia menatap sepasang orang yang sepertinya kakak beradik itu menghilang diujung jalan diantara keramaian hilir mudik pengunjung kompleks wisata Pantheon. Menghela nafas bukan hal yang selalu diinginkannya, bukan juga hal yang menjadi kebiasan naluriahnya. Hanya saja ia seperti mengenal gadis itu, selamanya. Ia mengetahui gadis bernama Luce itu sedari remaja. Gadis itu selalu berada di sekitar Pantheon, menghadap ke arah air mancur yang berada di seberang Pantheon. Melihat gadis itu terdiam tenang di dekat tiang penyangga paling kanan Pantheon saat ia hendak pulang sekolah, melihat gadis itu nekat turun dari kursi rodanya namun tidak berhasil disuatu akhir pekan yang penuh turis asing, menyaksikan gadis itu akhirnya berhasil duduk di pelataran Pantheon setelah tiga hari kemudian dengan cara kedua tangan sekaligus berpegangan erat ke tiang penyangga paling ujung. Atau bahkan melihat gadis tersebut menolong turis asia yang meminta bantuannya untuk memotret mereka dengan latar belakang air mancur Fontana di piazza della Rotonda.


Ya, yang selama ini dia tahu, gadis yang selalu di panggil Luce itu selalu menatap dengan berbagai ekspresi pada Fontana di piazza della Rotonda. Seperti seumur hidupnya, ia bagaikan menyaksikan Luce dengan berbagai aktivitas yang ia miliki dan dihabiskan di pelataran Pantheon selama berjam-jam lamanya, termenung menatap air mancur Fontana di piazza della Rotonda. Bertahun-tahun yang ia habiskan disepanjang jalanan ini, berangkat sekolah, membantu neneknya, mengantar kerabat dekat mengunjungi Pantheon, atau membeli makanan di seberang jalan. Tak pernah sekalipun Ia melihat Luce melewatkan harinya tanpa dihabiskan disana. Luce selalu ada disana, berdiam diri seperti orang yang jiwanya melayang entah kemana, atau menatap penuh semangat ke arah puncak air mancur itu.


Baru setelah bertahun-tahun ia lewati masa demi masa dari umur yang ia miliki, Ia baru menyadari betapa lembutnya Luce yang selalu setia menatap Fontana di piazza della Rotonda itu. Tatapan lembut matanya, gerak pelan tubuhnya, atau sayu senyum heningnya. Luce. Hanya satu kata yang ia tahu, Luce yang ini begitu setia, begitu nekat untuk berada disana, di seberang Fontana di piazza della Rotonda dan menatap air mancur itu entah karena sakit jiwa atau kelainan atau mungkin gadis itu memang tulus adanya.


Sekarang diawal usia dua puluhannya ia bermaksud menetap disini, kota dimana ia dibesarkan dari semasa kecil, kota tempat keluarganya tinggal, kota tempat kakek dan neneknya membesarkannya, kota tempat kakek dan neneknya meninggalkannya, kota tempat kakek dan neneknya dikuburkan di tempat peristirahatan terakhir. Kota seribu kenangan dengan kebesaran Pantheon, Coliseum, dan bahkan Fontana di piazza della Rotonda. Ia lalui hari-harinya yang masih dapat ia gapai, dengan melukis portrait para turis dengan sentuhan seni lukis yang ia miliki. Kadang saat jasa lukisnya sepi peminat, ia akan terbiasa dengan melukis kebesaran Pantheon, Kuil yang dipersembahkan untuk seluruh dewa dewi. Melukis setiap pilarnya dengan seksama, setiap detail pada kubah silindernya dari sisi dimana ia berada, oh Hadrian, andai kau tahu berapa banyak orang yang memuja karyamu saat ini. Di sini di sudut jalan dekat Fontana di piazza della Rotonda, seberang Pantheon, ia berlatih untuk melancarkan satu-satunya kemampuannya yang dapat membuatnya layak masuk Università degli Studi di Roma Tor Vergata.



***

Rambutnya hitam kecoklatan, semula selalu diikat, namun sekarang selalu diurai, ia berjaket sangat tebal di musim dingin. Kadang membawa beberapa batang coklat, dan menghabiskannya sendirian. Jika ia selesai dengan makanan dan minumannya, ia tersenyum ke arah air mancur itu. Seperti satu-satunya orang yang bahagia karena di dunia ini tuhan masih mengizinkan air mancur itu ada, seakan abadi, setidaknya untuk dirinya. Jika hujan salju tiba, ia tidak tahu apa yang terjadi pada Luce, karena ia sendiripun selalu berdiam diri dirumah saat cuaca beralih tidak mendukung.


Akhir-akhir ini Luce lebih mudah ditemui di sekitar pelataran Pantheon, namun Luce disana, jauh dari keramaian turis yang berlalu lalang seenaknya, tanpa ada rasa iba terhadap gadis berkursi roda di sudut pelataran. Luce lebih sering tersenyum sekarang, mungkin mengiba terhadap langit biru, atau lagi-lagi terhadap Fontana di piazza della Rotonda. Ya ampun, aku pasti lupa betapa naksirnya Luce pada air mancur ini, gumamnya suatu hari saat mengerjakan sebuah lukisan. Entah apa yang ada dipikiran Luce yang selalu menatap air mancur ini tanpa henti, dimana ia selalu merenung. Sepertinya jika ia menjadi Luce, ia akan memilih menatap Pantheon sebagai objek panorama yang disukainya, kuil dengan ribuan marmer berwarna-warni yang menghiasi lantainya dan kubah menjulang tinggi yang menempel kokoh dilangit-langit dalamnya. Ia tak habis pikir mengapa diantara ribuan air mancur diseluruh Italia, Luce sangat mengagumi Fontana di piazza della Rotonda.


Sedangkan  ia sangat mengagumi Pantheon.


***


Ia melukis Pantheon lagi, Pantheon yang sangat dikaguminya. Ia melukis dari sudut pandang yang berbeda setiap kalinya, sehingga setiap karya yang ia buat dari Pantheon, tidak ada yang pernah benar-benar serupa atau terlihat sama. Rambutnya hitam kecoklatan, jaketnya berwarna merah kali ini, senyumnya tulus, tatapannya hangat, terduduk diam di pelataran sudut Pantheon diatas… Kursi Roda?


Ia terkesiap dengan apa yang baru ia kerjakan, sudah hampir enam kali ia melukis Pantheon dengan Luce di dalamnya. Dan kali ini dengan detail yang lebih spesifik, dengan hati dan perasaan yang tetap tidak menyadari, namun panca indera yang lebih dulu sadar akan apa yang diinginkannya dan menuangkannya dalam lukisan tanpa meminta izin terlebih dahulu terhadap hati dan perasaan.


Luce, apakah kau bahkan tahu namaku? Pikirnya suatu waktu.



***


    Oh Pantheon,

    Oh Fontana di piazza della Rotonda,


    Kalian diciptakan berhadap-hadapan


    Satu sama lain.


    Dalam suatu waktu tanpa pengecualian,


    Akan kah semuanya mungkin terjadi,


    Sampai tak ada jarak di antara kalian?

Rambutnya hitam kecoklatan, jaketnya berwarna merah kali ini, senyumnya tulus, tatapannya hangat, namun ia tidak terduduk diam di pelataran sudut Pantheon dengan kursi roda. Karena aku mendorong kursi rodanya, ke sebuah tempat yang baru. Dengan tawa kecil yang dilontarkan sang pemilik kursi roda. Hei Nona, ini awal pertama aku melihatmu tersenyum saat meninggalkan pelataran Pantheon, kita semakin dekat ke seberang, agar kau bisa menggapai arak airnya seperti dirimu yang penuh cahaya, menuju Fontana di piazza della Rotonda.





Story and Illustration Copyright Hana Zainab Mukarromah
hana zm Web Developer

Sunday, September 2, 2012

03 July 2012, 9:32 pm


To me love is insidious thing , it’s harmful every piece of logic perception. And destruct every feel of broken heart_ZM
hana zm Web Developer

Saturday, September 1, 2012

14


Or maybe past event has made you becoming more wise looking guy, through every movement you take and every act you did, and every hope you tangle in every pray you said See More
hana zm Web Developer

New Inception Project ~ Finding My own Sense in Literature (more)


And oh Yes, is it September already ? what would we gonna do with this blog ?
it's like an abandoned site, yeahs I've been spending so much time in my WordPress, tumblr, and deviantart, but not here.
Well, this could be the (again) inception. Delighted for the new rearranged templates I've been working for. Just love this teal like Green, OMG I fond Green so much 

My New Project here is?

Finding My own sense in literature (more),

Though I've been publishing poems and poetry so many times and publishing it in my WordPress, why ain't I try it here?
ind of,
Dari sejak Mts belajar bikin puisi, karena sebetulnya ada pelajaran balaghah. dan baru menyadari betapa luhurnya anak kelas 1 smp belajar mengetahui komponen-komponen dalam syair arab :| . Just, Oh God 

Probably, I like Literature so much, sastra things, puisi, pantun, novel sastra, syair, apapun mereka disebutnya maybe in reading side, not in writing side.
tapi, lambat laun sering juga ternyata membuat hal-hal semacam itu (unnoticedly)

so I kind of delighted to write some literature things,

My dream was about to own my own literature novel, and I know someday i'll make it come true.

Sedikit jadi mengenang saat-saat masih berada di Madrasah Tsanawiyyah, dan tentu saja karena project kali ini 'Finding My Own Sense in Literature (more)'

Akan saya coba dengan membuat sebuah cerpen.
September Birthstone, "Sapphire"
1432H Syawal 13





hana zm Web Developer